Ironi Hari Pahlawan

Saat ini tanggal 10 November 2011 adalah Hari Pahlawan yang mungkin kesekian puluh kalinya. Sayang sekali, tak ada yang istimewa di hari ini, di jalan-jalan biasa saja tak ada perubahan. Di televisi juga hampir tidak ada acara yang membahas tentang kepahlawanan.

Padahal dahulu, saat perang kemerdekaan, para Pahlawan pejuang kemerdekaan mengorbankan apapun untuk menghilangkan kesengsaraan bangsa Indonesia dari ulah penjajah.

Mari kita simak cuplikan pidato Bung Tomo ini :

Pidato Bung Tomo

……..

Saudara-saudara rakyat Surabaya.
Bersiaplah! Keadaan genting.
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak.
Baru kalau kita ditembak.
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita itu adalah orang yang benar-benar ingin merdeka.
Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap.
Merdeka atau mati.
Dan kita yakin, Saudara-saudara.
Pada akhirnya, pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita.
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah Saudara-saudara!
Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!

 

Bergetar kita mendengar pidato Bung Tomo ini. Terlihat semangat tak takut mati memperjuangakn bangsa ini agar terbebas dari kesengsaraan penjajah. Tapi sayang, apa yang telah diperjuangkan para pahlawan ini tidak diikuti dan dijaga  oleh sebagian besar bangsa ini, buktinya :

1. Masih banyak koruptor

Kelemahan hukum di Indonesia menjadikan koruptor semakin banyak dan tidak kapok. Penjara semakin penuh dan korupsi semakin sistematis.

2. Masih banyak rakyat miskin dan sengsara

Coba lihat berita di televisi, bagaiman orang miskin yang akan berobat ke rumah sakit ditolak karena tidak bisa bayar uang muka. Masih banyak balita gizi buruk. Belum lagi kisah masyarakat daerah pertambangan yang tidak ikut kebagian kemakmuran daerahnya tersebut. Sebut saja area Freeport di Irian Jaya.

3. Kejahatan semakin merajalela

Perampokan sekarang sudah menggunakan senjata api. Polisi seperti tidak punya wibawa menghadapi kejahatan. Bahkan bandar narkoba bisa mengendalikan peredaran narkotik dari penjara.

4. Biaya pendidikan semakin tidak terjangkau

Perguruan tinggi negeri yang berubah menjadi BHMN membuat biaya kuliah makin mahal. Seolah-olah pendidikan tinggi hanya untuk orang-orang kaya saja.

5. Pelayanan Publik yang parah

Kemacetan lalu lintas, terutama di kota besar tidak bisa dikurangi. Proyek-proyek angkutan masal terhenti atau berjalan dengan asal-asalan. Coba lihat proyek Bus Way di Jakarta. Mulai dari pembuatan jalurnya yang asal-asalan, hingga armadanya yang semakin tidak terurus. Proyek MIRT yang berjalan baru selesai tiang penyangganya, sudah terhenti tanpa tahu kapan akan dilajutkan?

Tugas utama pemerintahlah menjaga amanat dan peninggalan para pahlawan pejuang kemerdekaan ini. Kita semua rakyat akan mendukung usaha-usaha pemerintah untuk menjaga amanat-amanat para pahlawan tersebut.

Selamat Hari Pahlawan.

Updated: November 10, 2011 — 11:45 am